Fajar Aditya : Hantu 98 Akan Kembali Bangkit Di Tahun 2025

By Admin


nusakini.com, Tentu kita sering mendengar istilah hantu yang akan membuat kita takut untuk membayangkannya, apalagi jika sosok hantu tersebut menakutkan dan menyeramkan. Tapi, ada hantu yang sedikit berbeda dengan lainnya yang disebut dengan Hauntologi.

Fajar Aditya dalam konten di tiktok serta youtube RJL 5 menjelaskan bahwa berita krisis ekonomi, berita PHK dimana-mana, daya beli menurun, membuat masyarakat panik dan khawatir.

"Masyarakat seperti dihantui kejadian kelam tahun 98 dimana krisis moneter terjadi, phk massal, nyari kerja susah, kerusuhan dimana-mana, kejadian-kejadian traumatis itulah yang hari ini seakan membayang-bayangi kita" ucap Fajar Aditya

Pada Mei 1998, Indonesia menyaksikan kerusuhan besar, jatuhnya rezim Orde Baru, dan krisis multidimensi yang membekas dalam ingatan kolektif bangsa. Kini, “tahun 2025, ketika inflasi meroket, pengangguran meningkat, dan kepercayaan publik terhadap elit politik terus menurun, trauma masa lalu itu seakan kembali hidup tidak hanya dalam ingatan, tapi dalam struktur sosial, ekonomi, dan bahkan narasi media” sambungannya.

“Itulah hauntologi dimana kejadian kelam yang terjadi di masa lalu seperti 98 akan terus terbawa ke dalam ingatan benak seseorang di masa depan” ujarnya. Rasa sakit yang belum sepenuhnya terobati, trauma yang masih ada belum sepenuhnya usai.

Pemerintah sendiri berusaha menenangkan publik dengan janji pemulihan dan stimulus ekonomi. Namun suara-suara di akar rumput justru memperlihatkan sebaliknya: meningkatnya ajakan untuk kabur dulu aja, PHK massal dan krisis pangan di beberapa daerah.

“Kini ketika mahasiswa kembali turun ke jalan dan masyarakat mulai menggugat ulang janji-janji perubahan, kita diingatkan akan pentingnya menyelesaikan urusan sejarah secara tuntas” Ujar Fajar

“Mungkin hantu yang paling menakutkan bukanlah hantu yang bergentayangan di malam hari tetapi hantu yang hidup di dalam sistem, dalam ingatan kita dan dalam sejarah tentang sebuah peristiwa yang belum usai dan terus membayangi” tutup Fajar. Di Indonesia, hantu itu kini muncul dalam bentuk ketidakpercayaan, keresahan kolektif, dan ingatan-ingatan yang belum selesai. (**agil)